Teh Manis | MS |
Seperti biasa, pagi hari sekira pukul 05.30 Wib aku terbangun dari tidur malam. Entah pukul berapa mulai istirahat malam, baik jam 1, jam 2 atau bahkan jam 5 subuh, maka aku wajib terbangun pukul 05.30.
Kebiasaan itu seolah terpaut dengan kebiasaan pagiku. Menyeduh secangkir kopi atau teh manis wajib terjadi di pagi hari. Entah kenapa, namun itu merupakan kerutinan yang terus terjadi di manapun.
Pagi ini aku terbangun dari sejuta mimpi, menyeduhkan secangkir teh manis, kemudian menikmatinya di teras rumah. Segumpal embun pagi pun turut menemaniku.
Beberapa tegukan membuatku berangan dan menerawang peliknya kehidupan. Kamuflase kerap dilakoni. Sandiwara dalam kurung kurawa menjadi kebiasaan yang tak terputus.
Tak ingin larut dalam angan-angan, ku alihkan pandangan ke hamparan rumput di depanku. Rumput hijau bercampur butir-butir embun membuatnya bercahaya. Akupun merenung, pikiranku kembali berangan, berangan tentang rumput, entah rumput apa, yang penting rumput.
Tak terasa, seteguk demi seteguk air manis bercampur daun teh itu masuk ke dalam tubuhku, hingga akhirnya habis dalam sejam.
Angan dan penerawangan pun berakhir sudah, akupun melanjutkan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Menyiapkan para bocah untuk pergi ke sekolah dan lanjut bekerja.
Penulis: Marco