Gubernur Sumatera Utara H Edy Rahmayadi dengn Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah atau Ijeck. |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mulai terang-terangan mengaku akan bersaing dengan Wakilnya Musa Rajekshah atau Ijeck pada Pilkada 2024 mendatang.
Saat hadir dalam rapat kerja wilayah (Rakerwil) Partai Keadilan Sejahtaera (PKS), Edy Rahmayadi dengan gamblang siap bersaing dengan Golkar yang dipimpin Ijeck.
"Pastinya saya kepingin didoakan, jangan lupa pak Musa didoakan juga walaupun dia sekarang sudah Golkar. Saya yakin bersaing sama Golkar. Bohong kalau tidak, pura-pura saja itu," ujar Edy Rahmayadi di Hotel Le Polonia Medan, Jumat (4/3/2022) malam.
Mantan Pangdam I/Bukit Barisan itu juga mengatakan, bahwa sebenarnya Ijeck takut duduk di sampingnya ketika menyandang status Ketua DPD Golkar Sumut.
"Yang saya hormati, Wakil Gubernur Sumatera Utara, ini sengaja duluan, biasanya lupa ini. Saya enggak tahu, Wakil Gubernur atau Ketua Golkar. Karena kalau pas Ketua Golkar, tak berani dia duduk dekat saya. Kalau wakil gubernur baru," ujar Edy.
Mantan Pangkostrad itupun secara gamblang meminta dukungan kepada PKS untuk mengikuti kontestasi Pilkada 2024 nanti.
"Nanti 5 September 2023, saya tak bisa lagi ngomong begini, Allahualam tahun 2024 kalau PKS memilih saya lagi, begini lagi saya.
Kalau saya sudah ngomong begini, nanti besok di koran, Edy minta dukungan ke PKS. Memanglah semua itu. Tapi enggak apa-apa, memang iya kok. Tinggal PKS mau atau tidak," katanya.
Edy Rahmayadi juga menyangkal jika keinginannya untuk kembali menjadi Gubernur Sumut adalah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kepentingan rakyat.
"Terakhir saya kepingin dukungan, saya pingin didukung. InsyaAllah, tak ada saya berpikir untuk kepentingan yang lain. Kepentingan hanya untuk umat, untuk rakyat saya, karena itu amanah untuk saya. Saya akan dipertanyakan nanti di akhirat," ungkapnya.
Ia pun berharap PKS dapat mengawalnya untuk melanjutkan amanah tersebut.
"Saudara-saudara saya, saya pengin dikawal, sehingga jalan saya lurus, akhirnya nanti kita bersatu kembali di surga. Jangan giring saya ke tempat yang tak perlu saya sebutkan," kata Edy.
"Saya yakin kalau PKS menurunkan perannya, mentransportasi dan kolaborasi, InsyaAllah jangankan saya jadi gubernur, tadi ada guru besar Syekh Nurdin dari bogor. Saya senang sekali kepala saya dipegang. InsyaAllah Anda akan bisa menjadi nomor 1 di akhirat katanya. Tapi enggak apa-apa daripada nanti terakhir tapi di neraka," katanya.
Di akhir sambutan, Edy juga kembali menekankan keseriusannya meminta dukungan ke PKS.
"Jadi kita ini orang Medan. Udah lama di Medan, kita bilang semua partai baik, walaupun hanya sedikit PKS lebih baik dari yang lain. Nanti Golkar saat rakorwil begitu juga dibilang, bingung rakyat yang mana yang lebih baik.
Tapi itulah, jangan disomasi saya. Intinya saya serius saya mohon dukungan, tinggal 1 tahun 8 bulan lagi saya memegang amanah ini," pungkasnya.
Terlalu Dini Bicara Calon
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PKS Sumut, H. Usman Jakfar mengomentari pernyataan Gubernur Sumatera Utara yang meminta dukungan PKS untuk maju di Pilgub 2024.
Ia mengatakan PKS masih terlalu dini berbicara dukungan kepada calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada Sumut 2024.
"Sampai saat ini, PKS belum menyampaikan sikap siapa yang harus didukung. Masa suksesi kita akan mempelajari calon yang akan kita pilih," kata Usman, Sabtu (5/3/2022).
Usman menyebutkan, semua memiliki peluang untuk didukung PKS di Pilkada Sumut seperti kader hingga calon dari eksternal.
"Kita punya kader yang kuat, kita punya tokoh nasional tingkat pusat dan punya toko di tingkat daerah. Insha Allah PKS ada, tidak tutup kemungkinan kita mencalonkan dari eksternal juga. Sampai hari ini, masih terbuka," pungkasnya.
Menurut Jakfar, pada Rakerwil yang digelar PKS pada Jumat 4 Maret 2022 belum membahas soal pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.
"Ya kita prinsipnya Fastabiqul khairat. Masing-masing berkompetisi untuk mencari kebaikan. Ikuti saja prinsip itu. Kita tidak terlalu khawatir. Pilgub tidak dibahas di Raker kali ini, hanya membahas program kerja," katanya.
Ia juga sempat menyebutkan nama Tifatul Sembiring sebagai tokoh Sumut yang cukup memiliki kontribusi besar bagi PKS dan sempat dicanangkan untuk menjadi Gubernur Sumut.
"Kita tahu sendiri pak Tifatul Sembiring ini tokoh kuat di Sumut karena beliau pernah jadi menteri pernah menjadi presiden partai. Sebenarnya sempat keluar namanya jadi calon kandidat (pada Pilgub 2018),"
"Tapi pada saat itu Dinamika terjadi kemudian jatuh pilihan kepada Eramas," katanya.
Jakfar pun menegaskan PKS tetap terbuka baik kepada kandidat dari internal partai maupun eksternal.
"Seperti kita katakan tadi sebenarnya dari internal sendiri banyak tokoh-tokoh nasional dari PKS, dari Sumut itu banyak. Semua terbuka, baik dari internal maupun eksternal semua terbuka seperti tadi kita katakan kita bertransformasi dan berkolaborasi," pungkasnya.(BG/INT)