Gubsu Edy Rahmayadi bersama-sama KDh se-Sumut mengendarai sepeda motor, menuju lokasi Musrenbang RKPD Tahun 2023. |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, ingin meninggalkan prestasi bagus kepada warganya sebelum masa jabatannya dan wakilnya, Musa Rajekshah, berakhir pada September 2023 mendatang.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Utara H Edy Rahmayadi, dalam paparannya pada Musrenbang RKPD Sumut tahun 2023 di Hotel Santika Medan, Rabu (30/3).
Salah satunya di bidang infrastruktur jalan, ia menjanjikan pembangunan 497,14 km jalan rusak di 33 kabupaten/kota di Sumut rampung pada Juni 2023 mendatang.
"Penanganan jalan sepanjang 497,14 km, apapun alasannya, ini harus kita ciptakan dan harus kita bisa lakukan," ujar Edy.
"Karena memang jalan-jalan di Kota Medan lebih banyak adalah status jalan kota. Tapi 4,7 km ini harus benar-benar dilakukan dan bisa menjadikan jalan yang baik," ujar Edy.
Kemudian Deli Serdang 15 km. "Saya minta masing-masing bupati dan wali kota ikuti perkembangan ini. 2023 bulan Juni ini harus selesai semua. Bulan April ke depan ini sudah mulai dikerjakan," tegas Edy.
Lalu Langkat 40,29 km. "Saya minta bupati catat dan kawal. Jangan ada yang mengganggu-ganggu dalam pekerjaan ini. Konsentrasi kita adalah membangun infrastruktur," kata Edy.
Selain itu Tebing Tinggi 6,97 km, Serdang Bedagai 20,9 km dan Batubara 12 km. "Berikutnya Asahan 44,8 km, yang harus kita jalan, kita perbaiki jalan ini. Ada yang kita bangun, ada yang kita renovasi, dan ini harus selesai bulan Juni 2023," kata Edy.
"Pasti ada yang bertanya, kenapa harus 2023 bulan Juni, karena September harus sudah selesai. Saya akan meninggalkan pekerjaan yang sudah saya cita-citakan ini. Saya kejar cita-cita ini dari 2019 bulan Februari, kita sudah merencanakan ini," sambungnya.
Ia merinci pembangunan jalan rusak 497,14 km yang akan dimulai sejak April 2022 dalam proyek prioritas jalan dan jembatan bernilai Rp 2,7 triliun itu, antara lain di Medan sepanjang 4,7 km.
Edy selanjutnya menyebutkan Tanjungbalai 3,67 km, Labuhanbatu 11,6 km, Labuhanbatu Utara 4,2 km, Karo 26,67 km, Dairi 11 km, Pakpak Bharat 2,4 km, Simalungun 24,6 km, dan Pematangsiantar 5,64 km
"Jadi di bulan September di 2022 ini, Karo ini saya berharap menuju Berastagi sudah ada dua jalan, one way, jadi menuju Berastagi, dan pulang dari Berastagi menuju ke Medan. Ini harus jadi," tegas Edy.
Kemudian Toba 14 km, Tapanuli Utara 14,3 km dan Humbang Hasundutan 12,5 km. "Di Tapanuli Utara yang bisa menghubungkan dengan Tapanuli Selatan, ini cukup besar anggarannya," sambungnya.
Lalu Samosir hanya 9 km karena Pemerintah Pusat sudah banyak membangun jalan di sana. Namun karena Samosir sebagai tujuan pariwisata dan superprioritas, kata Edy harus tetap dibantu.
Di Padang Lawas Utara sepanjang 34 km dan Padang Lawas 34,8 km, Sibolga 2,5 km, Tapanuli Tengah 4,7 km, Tapanuli Selatan 22,4 km, Padangsidempuan 15 km, dan Mandailing Natal 27,8 km.
Padangsidempuan 15 km, dan Mandailing Natal 27,8 km.
"Ini di Padang Lawas ini, ada yang mendemo saya, dia minta pindah provinsi. Inilah di perbatasan Riau. Kita harap ke depan, dengan jalan bisa profesiobal, dia tak minta lagi, minta pindah," sebutnya.
Kemudian Nias Utara 37,1 km, Nias Barat 24,7 km, Nias Selatan 6,4 km, Nias 2,5 km, Gunungsitoli 1 km. "Ini Nias yang sangat sangat saya prihatin dengan jalan-jalannya ini," sebut Edy.
Paling tidak dia sudah mengakui Sumatera Utara lah dengan jalan yang begitu buruk di (Kepulauan) Nias ini. Bulan Juni 2023, jalan-jalan dia sudah tidak buruk lagi," pungkas Edy.(BG/MED)