Penjualan tiket di KMP Ihan Batak, melayani penyeberangan dari Ambarita Kabupaten Samosir-Ajibata (Toba), ricuh karena pengelola menjual tiket melebihi muatan. |
SAMOSIR-BERITAGAMBAR :
Akibat kurang profesional dalam pengelolaan antrian kenderaan roda empat, beberapa penumpang kenderaan pribadi protes kepada petugas parkir di Kapal Penyeberangan Ihan Batak saat hendak menyeberang dari Pelabuhan Ambarita menuju Pelabuhan Ajibata, Minggu (27/3) sekira pukul 12.00 WIB.
R Purba dan Eris Napitupulu salah satu penumpang yang kecewa atas ulah oknum petugas pengelola parkir Kapal milik pemerintah tersebut kepada wartawan mengaku, mereka berjumlah enam orang datang dari Kota Samosir dan hendak menuju pulang ke kota Medan. Pukul 10.00 WIB, kenderaan yang ditumpangi tiba di Pelabuhan Penyeberangan Ambarita. Lalu mengantri setelah membeli tiket.
Calon Penumpang KMP Ihan Batak protes karena pengelol menjual tiket melebihi muatan. |
"Saya mendapat infornasi kapal akan tiba ke Pelabuhan Ambarita pukul 12.00 WIB dan berangkat ke Pelabuhan Ajibata pukul 12.30 WIB,"jelasnya. Saya pun bersama teman menunggu sambil menikmati kopi dan makanan ringan di warung sebelah pelabuhan. Mendapat kabar Kapal sudah tiba di Pelabuhan, selanjutnya saya bersama teman-teman bergegas menuju mobil di parkiran, namun saat kenderaan kami hendak masuk ke dalam kapal, petugas antri di kapal mengatakan bahwa kenderaan sudah penuh dan menyuruh kami untuk menunggu pemberangakatan berikutnya,"ucap E.Napitupulu kesal.
Sambung Eris Napitupulu lagi, anehnya kami seolah dianggap baru datang dan salah satu petugas di kapal tersebut mengarahkan mereka untuk konfirnasi ke petugas loket antrian.
Tidak senang, kepada petugas Kapal, Eris Napitupulu pun mempertanyakan perbedaan kenderaan lain yang datang jauh sebelum mereka dan di izinkan masuk ke kapal, sementara antrian nya di belakang.
Eris Napitupulu pun meminta agar kenderaan yang masuk ke dek kapal sesuai antrian. Akibatnya, terjadi kericuhan dan perang mulut antara Eris Napitupulu bersama penumpang lainnya yang mengetahui kondisi tersebut.
"Kita ikuti aturan antrian, jangan karena rombongan mereka diutamakan, padahal mereka belakangan hadir dan membeli tiket antrian,,"ucap nya.
Sementara, pemilik kenderaan lainnya, R.Purba di hadapan petugas parkir mengaku pihak loket mengeluarkan tiket melebihi kapasitas kapal yang berangkat pukul 12.30 WIB dari Pelabuhan Ambarita menuju Pelabuhan Ajibata.
"Saya kira, ini petugas parkirnya tidak profesional dalam bertugas. Dan membiarkan kenderaan lain masuk menerobos antrian lain ke dalam kapal. Kami yang sudah mengantri berjam-jam malah tidak diberi masuk karena petugas mengaku muatan kapal sudah full,"sebut R.Purba kesal.
Mendengar nya, seorang petugas kapal Ihan Batak, Otto Hutajulu pun terlihat kebingungan dan mencoba mengkonfirmasi ke anggotanya yang lain.
Atas saran dari beberapa penumpang yang ada di kapal penyeberangan tersebut, akhirnya disepakati rombongan kenderaan berjumlah 5 unit yang diketahui mendahului antrian kenderaan lain diminta untuk mengeluarkan mobil milik mereka dari dalam kapal agar pemilik antrian kenderaan yang sesuai urutan dapat masuk ke dalam kapal.
Amatan wartawan, sebanyak Lima unit kenderaan pun dikeluarkan dari dalam kapal dan kenderaan yang sesuai antrian dipersilahkan masuk. Akibat kejadian tersebut, keberangkatan Kapal Ferry penyeberangan yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan RI itu menunda keberangkatan selama beberapa menit.(BG/REL)