Bangunan gereja rusak dihantam gempa. |
TAPUT-BERITAGAMBAR :
Gempa berkekuatan 6 Mag yang mengguncang Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara pada Sabtu dini hari (1/10/2022) merusak sejumlah rumah, jembatan, bangunan dan sarana infraktur lainnya seperti gereja. Sejumlah gereja rusak, sebagian umat Kristen pun beribada di luar gedung, ada juga di rumah.
Jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Simorangkir, Kecamatan Siatas Barita, misalnya, terpaksa menghentikan pelaksanaan ibadah di dalam gereja. Mereka memindahkan lokasi ibadah di rumah masing-masing, Tapanuli Utara, Sumut, Minggu (2/10) .
Kebijakan ini ditempuh, mengingat kondisi gedung gereja yang mengalami kerusakan di mukadimah gereja (bagian depan bangunan), plafon dan tiang penyangga utama balkon. Padahal bangunan ini baru selesai dibangun dan direnovasi sekitar dua tahun lalu. Gereja inipun tidak memiliki pelataran yang luas, sehingga untuk menampung semua jemaat untuk ibadah di halaman gereja tidak memungkinkan.
"Kita terpaksa mengambil keputusan agar jemaat beribadah di rumah masing masing saja. Tertib acara (panduan ibadah) sudah kita bagikan kemarin kepada setiap keluarga, " kata Guru Jemaat GKPI Simorangkir Pnt Harly Simorangkir STh.
Kendati demikian, kata Harly, pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan pengurus gereja dan jemaat untuk segera memperbaiki bagian bangunan yang telah rusak.
"Biayanya tidak sedikit, jadi harus kita persiapkan, dan kita sangat membutuhkan donasi untuk memulihkannya," kata Harly.
Kondisi serupa juga terjadi di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pansurnapitu, Kecamatan Siatas Barita. Jemaat di sana memilih melakukan ibadah di luar ruangan gereja (pelataran). Masih beruntung, gereja ini memiliki pekarangan yang cukup luas, sehingga memungkinkan memasang teratak sebagai lokasi ibadah.
Gereja HKBP Pansurnapitu merupakan salah satu gereja terbesar di wilayah Kecamatan Siatas Barita, dengan jumlah jemaat kurang lebih 900 jiwa.
Biasanya, mereka melakukan dua kali ibadah setiap minggunya. Namun setelah kerusakan yang terjadi terhadap bangunan akibat gempa bumi kemarin, ibadah pun dilakukan satu kali saja.
"Bukan hanya waspada, tetapi kita tidak mau ambil resiko untuk beribadah di dalam gereja, terpaksa kita lakukan di luar,"ujar Penatua Gereja St Parlinggoman Panggabean, sembari mengajak jurnalis Medanbisnisdaily meninjau titik-titik kerusakan bangunan gereja.
"Jadi, tiang penyangga utama bangunan sudah turun beberapa sentimeter, bangunan plafon juga sudah hancur, kaca kaca jendela dan kaca jendela di belakang mimbar serta pondasi menara juga sudah turun. Kita perkirakan, sekali lagi getaran gempa akan runtuh," ungkapnya.(BG/TU)