Menteri BUMN Erick Thohir saat memberikan keterangannya. |
DELISERDANG-BERITAGAMBAR:
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir digadang-gadang menjadi sosok terkuat dalam survei Bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilihan Umum Tahun 2024.
Erick ditanya soal itu memilih menjawab hal serupa yang sebelumnya disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada relawannya untuk tidak tergesa-gesa atau ojo kesusu dalam menentukan dukungan politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Daripada mikirin 2024 mending mikirin tahun ini, ekonomi kita bisa bertumbuh 5 persen, ujar Erick meninjau lokasi pembangunan pabrik minyak makan merah di areal Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN2, Kecamatan Pagar Merbau, Jumat (6/1) sore.
Nah, jadi kalau pak Presiden bilang ojo kesusu," kata Erick saat ditanya tren data survei Poltracking, yang menempatkan dirinya sebagai sosok calon wakil presiden dengan angka 16.2%.
Erick yang awalnya enggan memberikan tanggapannya, setelah selesai menjelaskan terkait peninjauannya pabrik minyak makan merah. Dia pun kembali bertanya dan mencoba mengingat dengan menyebutkan bahwa survei tidak dapat dibendung.
"Kalau aspirasi dari lembaga survei masyarakat-kan, tidak bisa dibendung, tapi jangan itu menidurkan kita ya, memejamkan mata kita padahal yang penting bukan itu. Yang penting sekarang asumsi daripada ekonomi dunia ini sedang krisis, resesi," ungkap Erick.
Karena itulah, Erick mengaku masih fokus untuk meningkatkan kinerja BUMN. "Urusin masyarakat aja dulu hasilnya ada. Nah baru nanti bukan karena kata kita, tapi karena kinerja kita. Karena pencitraan itu gak ada artinya. Sekarang masyarakat juga gak bisa dibodohi, sekarang masyarakat ngecek hasil kerjanya apa. Jadi pelan-pelan," ungkapnya.
Erick mengungkapkan hasil kerjanya, yang sebelumnya PTPN memiliki utang kini telah mendapatkan keuntungan. "Waktu PTPN saya masuk utangnya 42 Triliun, perusahaan bangkrut. Tapi sekarang untungnya 5,5 Triliun, artinya apa ?. Itu bangsa kita juga bisa. Ya, tadi yang saya sampaikan semua ini harus kita dorong ekonomi kerakyatan, tidak mendorong yang besar-besar, tetapi pondasi ekonomi kerakyatan yang utama buat bangsa Indonesia kalau kita mau Indonesia 2045 ekonominya nomor 4 tersebar di dunia," ungkapnya. (BG/DS)