Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, zoom meeting bersama Menko PMK, Muhadjir Effendy, terkait percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Sumut. |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, menggelar pertemuan secara virtual bersama Pemkab/Pemko se-Sumut, terkait penurunan stunting dan kemiskinan, Selasa (7/3).
Dari Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi mengikutinya dari Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (7/3). Wakil Bupati Mandailing Natal, Atika Azmi Utammi Nasution, juga turut mengikutinya.
Menko PMK Muhadjir Effendy pada kesempatan itu mengungkapkan pertemuan ini merupakan kegiatan roadshow virtual untuk mendapatkan laporan terkait penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Dalam hal ini, Sumut menjadi provinsi ke-14 selama 16 hari pelaksanaan, dimana ada sejumlah kabupaten yang menjadi sorotan stunting, seperti Madina, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan, Nias Selatan dan Tapanuli Tengah.
"Kemudian langkah apa yang sudah dilakukan, serta terobosan yang ditempuh?. Terutama masalah yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Pusat. Terakhir meminta usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota guna mempercepat penurunan angka stunting serta kemiskinan ekstrim," sebut Menko.
Gubernur Edy Rahmayadi melaporkan kepada Menko PMK, Pemprov mengambil langkah-langkah dalam hal penanganan stunting, serta pengentasan kemiskinan ekstrem secara massif, sejak beberapa tahun terakhir.
Di antaranya, kata Gubernur Edy Rahmayadi, penguatan kegiatan pemberian asupan makanan bergizi hingga program bantuan usaha, perbaikan rumah dan lainnya.
Hasilnya, kata Gubernur Edy Rahmayadi, memperlihatkan adanya penurunan angka prevalensi sebesar 4,7%, dari 25,8% (2021) menjadi 21,1% hingga 2022, berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022. "Kami sedang berusaha menyelesaikan masalah ini," sebut Edy.
Dengan upaya jemput bola itu, lanjut Gubernur Edy Rahmayadi, beberapa fakta yang bisa dijadikan bahan evaluasi bersama yakni seperti tingkat kesadaran akan kesehatan atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), belum maksimalnya masyarakat menggunakan tenaga kesehatan seperti di Puskesmas maupun Posyandu.
Dikatakan Gubernur Edy Rahmayadi, ada faktor-faktor sensitif seperti kurang baiknya sanitasi kurang baik dan sangat berpengaruh. Kemudian penggunaan air sungai sekaligus tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran air.
"Kemudian ada kegiatan penggunaan bahan kimia untuk penambangan yang diduga kuat mengganggu kesehatan. Kami masih terus berusaha menyelesaikan masalah ini," tambah Gubernur Edy Rahmayadi.
Meskipun secara persentase terjadi penurunan, namun Gubernur Edy Rahmayadi menargetkan angka prevalensi stunting di Sumut dapat terus menurun hingga menyentuh angka 14%.
Karenanya setelah menyempurnakan data (validitas data), Pemprov berupaya melibatkan bantuan berbagai pihak seperti keberadaan mahasiswa yang menggelar praktek kerja lapangan, serta penempatan dokter muda di kawasan yang dinilai membutuhkan.
"Ini juga masih ada kaitannya dengan usia pernikahan (menikah), dan bagaimana kesiapan mereka berkeluarga. Ini kami masih terus kejar Pak," kata Gubernur Edy Rahmayadi.
Turut mendampingi Gubernur Edy Rahmayadi, di antaranya Kadis Kesehatan Alwi Mujahit, Kepala BKAD, Ismael Sinaga, Kadia Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3A-KB) Manna Wasalwa Lubis.(BG/MED)