Penyerahan Jaminan Kematian pada 2 orang jemaat BNKP sebagai ahli waris. |
G. SITOLI-BERITAGAMBAR:
Ephorus (Pimpinan) Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Pdt Otoriteit Dachi mengajak seluruh jemaat dewasa berusia 17 tahun ke atas (300.000 an) untuk dapat dilindungi dalam program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek), sebagaimana amanat Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
“Kita telah saksikan, telah diserahkan Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp 42 juta pada 2 orang jemaat BNKP. Tentunya ini membantu keluarga yang ditinggal,” ujar pimpinan Gereja terbesar di Kepulauan Nias itu, dilansir dari keterangan tertulis di Gunung Sitoli, Jumat (16/6).
Meskipun pendaftaran sebagai peserta belum begitu lama, namun sebagaimana peraturan pemerintah terkait Jamsostek , keluarga mendapat santunan kematian Rp 42 juta. Padahal, iuran tergolong kecil, hanya sebesar Rp 16.800 per bulan untuk program kecelakaan kerja dan kematian.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Usulkan 45.900 Pekerja Rentan di Nisel Masuk Jamsostek
Kedua warga jemaat BNKP yang meninggal dunia, yaitu Fatimbowo Lase pekerjaan petani diterima ahli waris Ferina Zega. Sedangkan Arowolo Zendrato yang juga petani diterima ahli waris Eniria Zega.
Ephorus didampingi Sekretaris Umum, Pdt Ya’aman Zega, Bendahara Umum, Pdt Fonaso Mendrofa dan ratusan Pendeta sepakat menjadikan program BPJS Ketenagakerjaan itu sebagai program unggulan untuk disosialisasikan ke jemaat.
“Kematian merupakan keniscayaan, namun keluarga yang ditinggal mendapat perlindungan negara. Ayo segera kita wujudkan hingga ke tingkat jemaat,” ajak Otoriteit.
Sementara itu, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Padangsidimpuan, Sanco Simanullang mengucapkan terima kasih atas dukungan Ephorus dan 300 an Pendeta yang hadir secara daring dan sebagian luring.
“Na ha sara li, ha sambua zöndra Ta’olikhe gawöni, ta’olae guli nasi. Kalau ada persatuan, pekerjaan yang berat sekalipun bisa ditangani, ayo, kita gotong royong menanggung beban sesama untuk ikut Proram Jamsostek,” ungkap Sanco dengan berbahasa Nias yang disambut tepuk tangan gemuruh.
“Alölö nafo na no munganga, ahori gö na no mu’a, awai zi lö mondröi zi lö taya ha taromali si sambua. Berbuat baik kepada seluruh ciptaan merupakan mahkota yang agung dalam hidup. Hidup ini adalah kesempatan untuk jadi berkat, sawagele, ya’ahowu,” tambah Sanco.
Kepala BPJS Kesehatan Gunung Sitoli, Nancy Agitha dalam kesempatan itu menyampaikan, program jaminan kesehatan, iuran dan manfaat sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah.
Ia juga menghimbau seluruh warga BNKP dapat memanfaatkan program jaminan kesehatan, yang tengah dicanangkan untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC).
Turut hadir, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Gunung Sitoli, Sugiyanto dan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Sibolga, Boy Tobing yang terlibat aktif pada forum diskusi tanya jawab.(BG/GS)