Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi. |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Polda Sumut memberikan tanggapan soal 6 calon siswa (Casis) Polwan Polda Sumut yang dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) pada tes kesehatan Kejiwaan (Keswa) karena nilainya di atas 80.
Polda Sumut menegaskan, penerimaan Bintara Polri TA 2023 di Sumut sudah sesuai transparan dan terbuka.
"Bahwasannya proses seleksi itu dilakukan secara transparan dan terbuka dari mulai pendaftaran sampai tahapan pengumuman. Baik itu tes administrasi, tes kesehatan, tes jasmani, psikologi dan lain sebagainya," tegas Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak melalui Kabid Humas Kombes Pol Hadi Wahyudi, Senin (19/6/2023) sore.
Menurut Hadi, tim seleksi penerimaan Bintara Polri TA 2023 di Polda Sumut sudah menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Tim sebelumnya sudah memberikan penjelasan terhadap para casis yang dinilai gugur dalam seleksi," terangnya.
Dia memastikan, siapapun yang dinyatakan tidak berhasil akan diberikan penjelasan oleh tim dan itu sudah dilakukan.
"SOP itu sudah dilakukan untuk memberikan penjelasan di mana letak kekurangan, kelemahan yang didapatkan oleh para casis," tuturnya.
Dia mengungkapkan, penilaian tes Keswa dalam penerimaan Bintara Polri di Polda Sumut dilakukan oleh para ahli kesehatan jiwa.
"Terkait dengan proses nilai Keswa bahwa proses penilaian ini dilakukan oleh para ahli di bidangnya, yaitu dokter kesehatan jiwa dan tentu mereka memiliki standar sebagaimana yang sudah disepakati dengan Mabes Polri. Standar itulah dituangkan dalam peraturan Kapolri," ungkapnya.
"Jadi, hal-hal yang kemarin dipertanyakan itu sudah disampaikan kepada calon peserta casis, kemudian yang bersangkutan sudah menerima. Mereka menerima terkait dengan penjelasan dari dokter kesehatan," sebut Hadi.
Dia menyatakan, Polda Sumut konsisten untuk melangsungkan proses seleksi Bintara Polri secara transparan dan terbuka. Bahkan, penerimaan ini melibatkan pengawas dari eksternal, akademisi dan tokoh masyarakat.
"Sekali lagi disampaikan bahwa penerimaan ini proses secara terbuka yang terus menerus dilakukan Polda," ujarnya.
Dia juga membantah panitia seleksi tidak memberikan penjelasan terhadap para casis Polwan.
"SOP penyeleksian itu atau tes itu, sebelum dilakukan tes, tim berkewajiban menjelaskan kepada setiap casis. Jadi tidak benar kalau panitia tidak menjelaskan dan semua terdokumentasikan," kata Hadi.
Terkait dengan nilai 80 para Casis Polwan dinilai kalah, Hadi menyampaikan itu sudah standar penilaian dari dokter kesehatan jiwa.
"Itu standarnya, ada mekanisme penilaian sendiri dari dokter kesehatan jiwa, dan itu ahli yang menentukan, bukan kita, dan nanti disesuaikan dengan apa standar yang dibutuhkan oleh Polri untuk prajurit ini. Disesuaikan terus dibuat aturan Kapolri," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 6 orang Casis Polisi Wanita (Polwan) kecewa terhadap panitia penerimaan Bintara Polda Sumut tahun 2023. Mereka menduga penerimaan anggota Polisi itu tidak transparan dan ada kecurangan.
Mereka kemudian mendatangi posko penerimaan Bintara Polri di Mako Satuan Brimob, Sampali, Medan, Jumat (16/6), didampingi kuasa hukumnya Jonen Naibaho dan Rudolf Naibaho. .
Para Casis Polwan itu mendesak panitia untuk memperlihatkan nilai pada Keswa. Oleh dua orang dokter memperlihatkan grafik nilai yang ternyata keenam Casis Polwan itu memiliki nilai 80 dengan grafik yang sama semua tidak ada beda
Keanehan juga terjadi, dokter yang merupakan panitia seleksi Keswa mengatakan kalau nilai 80 terlalu tinggi dan dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Anehnya lagi, tambah para Casis itu, panitia mengatakan tidak boleh nilai 80 dan harus 75 ke bawah baru disebut memenuhi syarat.
"Nilai 76 ke atas dinyatakan tidak memenuhi syarat. Yang memenuhi syarat harus nilai 75 ke bawah. Itu syarat dari Mabes Polri," ucap para Casis mengulangi penjelasan panitia kepada para wartawan.
Kuasa hukum Jonen Naibaho mengkritisi sistem penilaian yang dilakukan panitia daerah seleksi penerimaan anggota Polri Polda Sumut.
"Sangat tidak logika, masa nilai 76 ke atas dikatakan tidak memenuhi syarat sementara nilai 75 ke bawah justru dimenangkan. Kalau demikian sistemnya yang dicari bukan orang pintar tetapi orang bodoh, jelas kita bisa lihat di google aja bisa dibaca soal untuk Keswa tersebut," kata Jonen.
Wakapolda Sumut, Brigjen Jawari ketika dikonfirmasi soal protes Casis Polwan yang tidak terima kalah pada tes Keswa karena dinilai tidak transparan dan penuh permainan, mengaku akan segera mengecek tuntutan para casis.
"Terima kasih informasinya. Nanti saya cek. Peserta diberikan kesempatan menanyakan hasil Keswanya," ujar jenderal bintang satu tersebut, Minggu (18/6) siang.
Sedangkan Karo Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Sumut, Kombes Pol Benny ketika dikonfirmasi perihal komplain dan protes Casis Polwan itu mengatakan, untuk tes Keswa dilakukan terhadap semua peserta.
"Apabila hasilnya tidak valid, maka diulang dan selanjutnya dilakukan wawancara dokter yang kompeten," ujarnya.(BG/MED)