Beberapa pedagang ikan basah di pasar tradisional Dwikora Pematang Siantar tidak berjualan karena stok ikan kosong. |
PEMATANGSIANTAR-BERITAGAMBAR :
Harga ikan basah melambung tinggi di beberapa pasar di Kota Pematang Siantar. Kenaikan harga di kisaran Rp 5.000-Rp 20.000/kg.
Menurut beberapa pedagang di pasar tradisional Dwikora Pematang Siantar, naiknya harga ikan basah dipengaruhi cuaca buruk. Kemudian karena adanya Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 2023 di wilayahnya masing-masing. Nelayan ditengarai masih memilih menikmati rangkaian peringatan kemerdekaan RI ketimbang mencari ikan.
“Nelayan masih 17 Agustusan! masih merayakan kemerdekaan mereka kak,” kata salah satu pedagang ikan, Irfan, yang disambut tawa oleh pedagang lainnya yang mendengar ucapan Irfan tersebut, Jumat (18/8).
Adapun jenis ikan yang naik, seperti ikan gembung dari Rp 28.000 per kg naik menjadi Rp45.000 per kg. Lalu ikan tongkol sudah mencapai 45.000 per kg. Harga itu lebih mahal dari biasanya yang sekitar Rp. 25.000-30.000 per kg.
Ikan dengan kualitasnya yang sangat jelek pun turut naik. Seperti ikan dencis dari sebelumnya Rp16.000 per kg, kini mencapai Rp 22.000 per kg. Harga itu lebih mahal dari biasanya ikan dengan kualitas yang baik sekitar 30.000-35.000 per kg.
“Sebenarnya ada nelayan yang melaut, tapi tidak banyak mendapatkan ikan. Ditambah cuaca buruk, angin kencang, sehingga hasil tangkapannya tidak banyak,” ujarnya.
Hal senada juga yang diungkapkan oleh pedagang ikan lainnya, Rony. Tingginya harga segar ikan basah saat ini karena produksi dari nelayan minim. Apalagi banyak nelayan-nelayan yang biasanya menangkap ikan di perairan laut, belum beraktivitas.
“Jadi, ikan basah yang saat ini sangat minim, sehingga harganya pun terpaksa naik. Harapannya kondisi ini segera berakhir. Mudah mudahan 1-2 hari lagi para nelayan sudah banyak yang melaut dan hasil tangkapan nelayan melimpah,” pungkas Rony.
Pematang Siantar merupakan salah satu daerah yang menjadi sentral distributor ikan dari sejumlah tempat, seperti Aceh, Belawan, Tanjung balai, dan lainnya. (BG/MED)