Tanggapan BKKBN Sumut Terkait Kasus Stunting di Padanglawas Capai 2.187 |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Data Penimbangan pada bulan Februari 2023 di Kabupaten Padanglawas, berdasarkan data EPPGBM terkonfirmasi stunting sebanyak 2.187 kasus. Terdiri dari laki-laki 1.307, perempuan 983. Sedangkan kategori pendek sebanyak 1.671 dan sangat pendek 516.
Menurut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut, Munawar Ibrahim melalui Ketua Koordinator Program Manager/Ketua Satgas Stunting BKKBN Prov Sumut Nur Jani Rasyid Kamis (31/8) mengatakan bahwa penimbangan memang dilakukan setiap bulannya pada balita.
“Tetapi memang didapati bahwa selain bulan Februari dan bulan Agustus cakupan penimbangan balita tidak mencapai 80%. Sehingga cakupan penimbangan balita di bulan Februari dan Agustus lebih tinggi dan mencakup 80% balita yang ada ditimbang karena dilaksanakan di posyandu,” katana.
Adapun penimbangan balita tersebut dalam rangka memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan bayi dan balita dengan layanan penimbangan Berat Badan dan Tinggi Badan, Pemberian Kapsul Vitamin A, dan imunisasi lengkap.
Disebutkannya juga data EPPGBM hasil pengukuran Februari 2023 tersebut adalah kasus pendek dan sangat pendek, namun belum tentu stunting.
Selain itu, untuk keseluruhan kasus stunting saat ini sedang mengalami penurunan yang positif. Namun, ada 9 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang justru mengalami prevalensi stunting tertinggi.
“Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Nias Barat, Humbahas, Tapanuli Utara, Tanjung Balai, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi dan Deliserdang. Banyak faktor yang melatarbelakangi tingginya kasus stunting. Salah satunya adalah sanitasi buruk, gizi yang tidak terpenuhi dan lainnya. Untuk itu di tahun 2023 ini ditargetkan prevalensi stunting di Sumut di 2023 menjadi 18,55 persen dimana pada tahun 2022 ada di angka 22,15 persen,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait data konfirmasi stunting di Padanglawas ini, mistar.id masih menunggu keterangan dari Dinas Kesehatan Sumut.(BG/MED)