DAERAHNEWSSUMUT

Edukasi Generasi Muda, Kemenkominfo Ajak Cegah Stunting Sedari Dini

Rabu, 13 September 2023, 13:54 WIB
Last Updated 2023-09-13T06:54:24Z
Edukasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Toba. 


TOBA-BERITAGAMBAR :

Mencegah stunting sejak dini, generasi muda dijadikan target utama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk diberikan kampanye pencegahan. Para generasi muda ini kelak yang melanjutkan roda berbangsa dan bernegara Indonesia.


Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Kesehatan Kemenkominfo Marroli J Indarto. Pada kegiatan edukasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Toba, Selasa (12/9).


“Anda nantinya adalah para calon orang tua, pendidik, dan pemimpin masa depan yang akan membentuk arah negara ini. Penting untuk mengetahui bahaya stunting dan tindakan yang harus diambil untuk mencegah stunting sejak dini agar nantinya generasi mendatang tidak terpuruk karena stunting,” ujar Marroli J Indarto.



Kegiatan tersebut bertajuk Genbest Talk “Ampuh Cegah Stunting, Yuk Konsumsi Protein Hewani”.


Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita). Akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhitung sejak janin hingga anak berusia 23 bulan.


Cara sederhana hadapi hal ini, menurut Marroli, adalah dengan konsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, mengkonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD), serta menjaga kebersihan diri.


Provinsi Sumatera Utara masuk kedalam 12 Provinsi prioritas penurunan stunting. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. prevalensi balita stunting di Sumut adalah 21,1 persen dengan kata lain turun 4,7 persen dari tahun 2021 yaitu 25,8 persen. Sedangkan untuk Kabupaten Toba berada di angka 24,8 persen.


Dengan angka tersebut, Sumut berada di urutan ke-19 di Indonesia dalam angka prevalensi balita stunting. Angka prevalensi stunting di Sumut lebih kecil dari angka nasional di 21,6 persen. Ditargetkan Sumut dapat mencapai angka hingga 14 persen sesuai dengan target Presiden.


Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Toba Sesmon Toberius Butarbutar mengatakan, proses penanganan stunting di Toba banyak terhambat.


“Yang juga banyak menghambat proses penanganan adalah tidak mau menerima atau penolakan hasil medis dari orang tua (anak) karena ketidaktahuan, malu, acuh, gengsi, atau hal lain,” katanya.


Sesmon menambahkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting seperti pemantauan ibu hamil dalam hal asupan gizi dan vitamin, hingga pemberian makanan tambahan bagi anak.


Salah satu narasumber dari Indonesia Sport Nutritionist Association Rita Ramayulis mengatakan, protein hewani salah satu asupan penting untuk pencegahan stunting. Seperti seluruh jenis daging, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan.


Protein hewani yang kaya asam amino esensial, menurut Rita, penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Ia pun menyarankan strategi terbaik adalah mengkombinasikan protein nabati dengan protein hewani.



Tidak hanya itu, Maroli mengatakan, selambatnya 3 bulan sebelum menikah kedua calon pengantin diwajibkan memeriksakan kondisi kesehatan untuk mendapatkan Sertifikat Layak Kawin.


Upaya penurunan prevalensi stunting ini sudah dikampanyekan Kemenkominfo sejak 2019 yang lalu. Generasi muda selalu digandeng bersama agar mendukung kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat). Langkah ini merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.


Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta video grafis.(BG/TB)

TRENDINGMore