ASAHAN-BERITAGAMBAR :
Karyawan PT Sari Persada Raya (SPR) aksi damai ke Kantor Bupati dan Polres Asahan. Mereka mengaku sering mendapat intimidasi dari para penggarap, bahkan ada yang telah mendapatkan penganiayaan.
Karyawan juga meminta Bupati Asahan segera secepatnya menyelesaikan persoalan sengketa tanah antara perusahaan dan penggarap. Bila tidak secepatnya akan terus terjadi intimidasi kepada karyawan.
“Kami selalu diintimidasi, bahkan anak-anak kami pun sekolah terganggu. Kami pun bekerja merasa ketakutan karena mereka di sana selalu memancing kerusuhan,” kata kordinasi aksi, Pirman Sihaloho disela-sela aksi di kantor bupati, Kamis (21/9).
Pirman Sihaloho bersama karyawan juga menjelaskan kondisi saat memanen. Bila karyawan memanen, para penggarap merampas hasil panen, padahal itu merupakan gaji karyawan.
“Kalau panen kami dirampas mereka, dari mana lagi gaji kami? Tolong Pak ya kepada bapak bupati dan Kapolres agar diselesaikan dengan secepatnya,” ungkapnya sembari mengatakan para penggarap kini sudah mendirikan pondok-pondok di sepanjang jalan yang selalu dilalui para karyawan, sehingga membuat ketidaknyamanan.
Terkait penganiayaan karyawan, Pirman Sihaloho mengatakan sudah dilaporkan ke Polres Asahan. Kita sudah lapor persoalan penganiayaan, sampai saat ini kita tidak tahu sejauh mana perkembangannya,” ungkapnya.
Aksi karyawan tersebut diterima Asisten 2 Pemkab Asahan, Oktoni Eriyanto, Kesbangpol, Nizar Siamtupang dan Waka polres Kompol Yayang. Asisten mengatakan aspirasi karyawan akan disampaikan kepada bupati.
Oktoni juga mengatakan dalam persoalan tersebut Pemkab telah membentuk tim dan kini telah diterbitkan SK investigasi. Bertujuan langkah yang akan dilakukan dalam menyelesaikan persolan ini.
“Bersabarlah, nanti bisa ditanya ke kami sejauh mana perkembangan persoalan dan dalam waktu dekat pihaknya akan turun kelapangan,” ujarnya.(BG/AS)
