Siswa SMPN 2 Satu Atap Salak, bersama-sama melakukan pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. |
PAKPAKBHARAT-BERITAGAMBAR :
Satu Inovasi baru lahir di SMP N 2 Satu Atap Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Sekolah yang berlokasi di Desa Kuta Tinggi ini mulai mengembangkan sebuah sistem pengolahan sampah menjadi pupuk kompos yang dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat di sana.
Yang kami lakukan saat ini merupakan bentuk pengaplikasian Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum pembelajaran yang kami lakukan disekolah, dimana dalam kurikulum merdeka tersebut, selain pembelajaran intrakulikuler terdapat juga pembelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Demikian diungkapkan Kepala SMP N 2 Satu Atap Salak, Larpina Tumangger, S.Si, Selasa (5/9).
Untuk membuat P5 ini, maka harus disesuaikan dengan karakteristik sekolah baik karakteristik siswa, karakteristik guru, karakteristik orang tua maupun karakteristik lingkungan sekolah, jelas Larpina Tumangger.
Siswa SMPN 2 Satu Atap Salak, bersama-sama melakukan pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. |
Kami melihat selama ini sampah di sekolah kami, baik sampah pohon maupun sampah hasil potongan rumput sangat banyak, kalau dibakar tentu mengakibatkan polusi, disamping itu orang tua siswa yang 99% kehidupannya adalah petani yang tentu saja sangat membutuhkan kompos untuk menunjang pertanian mereka. Nah, dari sinilah kemudian timbul ide kami untuk membuat kompos di sekolah, jelas dia kemudian.
Sementara itu Hendri Limbong, tenaga ahli yang khusus didatangkan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat menjelaskan, sampah jika dikelola dengan baik akan membawa banyak manfaat selain daripada konsep kebersihan, sampah juga menjadi salah satu sumber bahan organik untuk tanaman baik pekarangan sekolah dan bahkan lahan pertanian.
Kita berharap anak-anak ini bisa membawa ilmu ini ke rumah, dan lingkungan mereka masing-masing. kegiatan seperti ini tentunya sangat baik dan perlu dilakukan secara masif. Pengenalan dini kepada anak didik tentang pengelolaan sampah menjadi bahan yang berguna tentu menjadi hal penting sebagai bekal anak Didik dikemudian hari, jelas dia.
Saat ini sampah tersebut sudah dalam tahap fermentasi. Menunggu 21 hari kedepan agar siap menjadi kompos organik.(BG/PB)