Bupati Ashari Tambunan sampaikan sambutan pada Studi Tiru Wisata Kecamatan Kutalimbaru ke Kabupaten Karo (Wisata Siosar) di Berastagi Cottage Kabupaten Karo. |
DELISERDANG-BERITAGAMBAR :
Deli Serdang dikaruniai begitu banyak kelebihan biasa. Tanahnya luas dan subur, serta berbagai potensi ekonomi ada di Kabupaten Deli Serdang. Ditambah dengan masyarakatnya yang cerdas dan semangat, kompak dan guyub.
Bahkan,daerahnya yang sangat strategis, mengelilingi ibukota provinsi, yakni Kota Medan. Memiliki Bandara Kualanamu sebagai pintu masuk Indonesia bagian Barat, serta berhampiran dengan Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung. Serta berbatasan dengan kabupaten/kota besar lain, seperti Binjai, Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Asahan, Simalungun, Tanah Karo dan lainnya.
Hal tersebut disampaikan Bupati Ashari Tambunan pada Studi Tiru Wisata Kecamatan Kutalimbaru ke Kabupaten Karo (Wisata Siosar) di Berastagi Cottage Kabupaten Karo, Jumat malam (8/9).
Selain itu menurut Ashari, Kecamatan Kutalimbaru memiliki banyak potensi. Ada potensi wisata, terlebih dengan terbukanya berbagai ruas jalan baru nantinya, dan potensi pertanian. Khusus untuk potensi wisata, Ashari menegaskan, akan banyak investor yang datang dan menawarkan modalnya. Misalnya, investor tersebut datang untuk membangun hotel.
“Tidak apa-apa investor datang, tapi jangan pernah lupa bahwa mau kita sejahterakan adalah masyarakat. Saya bukan anti investor, tapi kalau investor datang hendaklah investor yang mau mengikutsertakan sebanyak-banyaknya masyarakat setempat untuk ikut mendapat kemakmuran dari usaha-usaha yang dia menanam modalnya. Kalau dia tidak mau, bagus kita kelola sendiri. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ada. Barang kali dengan kebersamaan, kita bisa,” ungkapnya.
Bupati Ashari Tambunan menjelaskan, beberapa kunjungan studi tiru ke Bali dan Yogyakarta, bisa dilihat bukti banyak potensi wisata yang bisa dikelola oleh masyarakat setempat dan meraih kesuksesan, serta kesejahtera. Dan sesungguhnya hal seperti itulah yang diinginkan.
Bupati mencontohkan, wisata kuliner di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan. Pada sekitar tahun 2015, 2016 dan 2017, hanya ada tiga restoran dan sekarang sudah lebih banyak, sekitar 10 restoran lebih yang semuanya dikelola masyarakat setempat.
“Dulu ada penawaran masuknya investor besar yang akan mengelola kawasan itu, tapi para pejabat di jajaran Pemerintah Kabupaten Deli Serdang berpikir dan mempelajari konsep yang diajukan. Ada tiga atau empat restoran masyarakat kecil di daerah itu. Saya khawatir hanya akan menjadi juru masak, pelayan, tapi manajernya tidak. Waktu itu kita berpikir bukan seperti itu yang kita inginkan. Ada kemajuan, tidak terlalu cepat. Tidak terlalu menggembirakan, tapi bagi saya itu sudah cukup baik ketika sekarang sudah ada lebih dari 10 restoran. Dan kesemuanya mengutamakan masyarakat lokal,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kerjasama Antardesa Deli Serdang, Efendi Ginting, mengatakan, selama ini pembangunan sudah berjalan baik. Namun tak bisa dipungkiri, semua keinginan masyarakat belum bisa dipenuhi karena mengingat luasnya Kabupaten Deli Serdang dan keterbatasan anggaran. “Kami yakin, ke depan akan terpenuhi dengan baik,” ucapnya.
Hadir pula di acara itu, Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs H Citra Efendi Capah,Asisten III Dedi Maswardy, Inspektur, H Edwin Nasution SH, Kadis PMD, Drs Khairul Azman,Kepala Bapenda, Drs Hendra Wijaya,Kadis Pendidikan, Yudy Hilmawan SE,Camat Kutalimbaru, Avro Wibowo SSTP, kepala desa beserta perangkat se-Kecamatan Kulimbaru.(BG/DS)