|
PALAS-BERITAGAMBAR :
Jelang akhir tahun, sejumlah harga komoditas di pasar tradisional Pasar Pagi Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatra Utara melambung tinggi. Harga komoditas cabai dan bawang merah yang saat ini paling tinggi.
Harga cabai rawit merah dan cabai kriting saat ini dijual para pedagang seharga Rp.60.000-Rp 65 ribu per kilogramnya, padahal sebelumnya hanya Rp 25. 000 per kilogramnya, kemudian disusul harga cabai rawit hijau yang mencapai Rp 60 ribu dari harga sebelumnya Rp 30 ribu.
Saat ini bawang merah dibanderol Rp 28 ribu dari sebelumnya Rp 15 ribu, dan bawang putih dijual seharga Rp 35 ribu dari sebelumnya Rp 20 ribu rupiah perkilogramnya, kenaikan harga tersebut sudah berlangsung selama sebulan.
Selain harga cabai, komoditas lain yang masih tinggi seperti harga telur dari harga Rp 40 ribu per papan menjadi Rp 45 ribu per papan, daging ayam broiler dari harga Rp 30 ribu menjadi Rp 33 ribu per kilogramnya.
Selain beberapa harga komoditas mengalami kenaikan di pasar pagi sibuhuan. Beberapa harga komoditas tergolong stabil, seperti harga beras masih tetap dikisaran Rp 22 ribu per liternya dan minyak goreng curah Rp 15 ribu per kilogramnya.
Menurut pedagang, masih tingginya harga komoditas ini dampak dari musim penghujan kemarin yang belum selesai. Termasuk hasil yang buruk dan belum memasuki masa tanam.
“Paling tinggi cabai rawit merah, saat ini 65-70 ribu, awal 25 ribu per kilogramnya, pokoknya harga cabai merah-merahan semua tinggi,” ujar, Siti Mahasa Harahap salah satu pedagang sayur mayur ditemui kiosnya, Kamis (16/11).
Siti menjelaskan, efek musim penghujan masih belum selesai, pasokan belum pulih sepenuhnya membuat harga melambung, selain itu ditambah dengan momen jelang natal dan tahun baru.
“Itu akhir tahun dan musim penghujan, dampak musim penghujan, akhir tahun udah biasa langganan harga naik,” katanya.
Tingginya harga sayur mayur dan menurunnya daya beli masyarakat menyebabkan omset para pedagang menurun. Siti bmenyebutkan alami penurunan pendapatan 30 persen.
“Pasti semua terdampak, omset turun 30 persen. Biasanya omzet per hari mencapai Rp 1.000.000 sekarang cuma 650-700 ribu ,” pungkasnya.
Kondisi ini dikeluhkan oleh masyarakat, salah satunya Azuka putri yang membeli cabai meski harganya selangit. Ia menurunkan jumlah pembelian agar semua kebutuhan tercukupi.
“Mahal kali , harga melonjak jadi bingung mau beli mikir dua kali. Ya dikurangin aja, biasa beli bawang sekilo jadi setengah kilo, biasa beli cabai sekilo, sekarang beli cuma se ons, yang penting semua kebutuhan dapur dibeli,” ungkap Azuka.(BG/PSP)