Seorang penghuni Komplek Grand Mutiara Indah 3, Desa Tumpatan Nibung, Batangkuis, hanya bisa pasrah melihat rumahnya kembali terendam banjir pada Jumat dini hari. |
DELI SERDANG-BERITAGAMBAR :
Seratusan rumah di Komplek Grand Mutiara Indah III, Jalan Sedar, Dusun VB, Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batangkuis, Deli Serdang, Jumat dini hari (3/11), terendam banjir.
Diketahui, banjir yang merendam rumah warga di komplek tersebut sudah terjadi berulang kali alias sudah langganan akibat dampak meluapnya sungai Belumai.
Iqbal Tarigan, salah seorang penghuni perumahan, mengungkapkan banjir kali ini masuk lewat depan seputaran pos penjagaan di komplek tersebut.
“Biasanya banjir masuk dari belakang blok C, saya juga dapat info dari kawan air sungai meluap, begitu dicek ke sungai, ternyata benar, air sungai Belumai meluap,” katanya.
“Luapan air sungai membuat dinding pembatas komplek tidak mampu menahan debit air yang besar, sehingga dinding pembatas jebol kembali,” ujar Iqbal.
Iqbal menyebutkan, sedikitnya ada seratusan rumah yang terendam banjir akibat jebolnya benteng Sungai Dalu hingga menerjang permukiman warga.
“Kami hanya ingin pihak pengembang perumahan menunjukkan tanggungjawabnya atas kejadian banjir yang terjadi,” harap Iqbal.
Jebolnya tembok pembatas komplek ini, lanjut dia, menjadi sorotan para penghuni, sebab bukan karena derasnya debit air yang menghantam tembok pembatas. Diduga jebolnya tembok pembatas ini karena kualitas tembok yang tidak kuat.
“Ini sangat aneh bagi kami. Kuat dugaan tembok yang dibangun pihak pengembang seperti asal jadi. Seperti yang kami lihat tak ada tiang pendukung di bangunan tembok itu. Apalagi komplek ini kan di sebelah persawahan, seharusnya saluran drainase komplek lebih tinggi dari parit pedesaan, ini malah sebaliknya. Begitu banjir datang, meluaplah semua air ke dalam komplek,” keluh Iqbal.
Iqbal Tarigan mengimbau warga untuk berpikir sebelum ingin membeli rumah di perumahan tersebut. Selain komplek dataran rendah, kualitas rumah yang dibangun juga patut dipertanyakan.
Warga lain, Eko mengatakan, walaupun air sudah surut banyak lumpur dalam rumah yang tersisa.
“Sampai kapan harus seperti ini nasib kami, apa terus menerus harus membersihkan rumah setelah banjir surut. Banyak lumpur masuk, barang-barang juga sudah terhambur,” ungkapnya.(BG/MED)