Situasi di Jalan Sisingamangaraja Kota Pematangsiantar pasca terjadi serangan dari kelompok pemuda. |
PEMATANGSIANTAR-BERITAGAMBAR :
Hampir setiap malam hingga dini hari, situasi di seputaran Jalan Sisingamangaraja Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar mencekam. Bentrokan antar dua kelompok pemuda yang kerap berkelahi di lokasi itu justru mengancam keselamatan warga.
Selain membawa senjata tajam (sajam), para pemuda yang didominasi remaja itu juga membawa batu berukuran besar. Batu-batu berukuran besar sering dilempari ke rumah-rumah warga.
Seperti yang terjadi pada Kamis (23/5/2024) sekitar pukul 21.00 WIB. Warga yang sedang berkumpul di warung milik J Sinaga dilempari kelompok pemuda itu dengan menggunakan batu.
Warung yang tepat berada di pinggir jalan raya itu hancur, bahkan hingga sampai masuk ke dalam. Akibatnya, warga yang sedang berkumpul itu kaget, sebab puluhan batu melayang ke arah mereka.
Salah seorang warga bermarga Damanik mengatakan usai dilempari dengan batu, mereka berusaha mengejar para pelaku. Namun usaha mereka sia-sia, sebab gerombolan pemuda itu tancap gas dan berpencar.
“Ada sekitar 20 kereta (sepeda motor). Jumlah orangnya kira-kira 50 orang karena ada yang bonceng tiga,” ujar Damanik.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Puluhan anggota Polisi segera turun ke lokasi dan menyisir perkampungan hingga ke rumah-rumah masyarakat.
Hal itu dibenarkan salah seorang Personel kepolisian. Personel Sat Intelkam Polres Pematangsiantar ini mengaku telah menyisir rumah-rumah yang diduga terlibat bentrokan, namun hasilnya nihil.
Dari informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, terdapat kelompok-kelompok kecil pemuda yang nantinya bergabung menjadi 2 kelompok yang saling berseberangan.
Kelompok Merah dan Kelompok Biru menjadi identitas mereka. Dua kelompok ini bersebrangan dan kerap saling sindir di media sosial. Setiap kelompok memiliki grup whatsapp yang dijadikan media diskusi sebelum beraksi.
Jika terdapat ajakan ‘berperang’ dari salah satu kelompok, maka pemimpin kelompok lainnya memprovokasi teman-temannya di grup whatsapp. Selain itu, media sosial Instagram juga dijadikan alat propaganda terhadap lawan-lawannya.
Jika sudah menemukan kesepakatan lokasi dan waktu, maka dalam hitungan menit puluhan pemuda ini berkerumun di titik yang sudah ditentukan. Bahkan tidak jarang, kelompok itu menyerang perkampungan anggota kelompok lainnya.(BG/PS)