Pengunjuk rasa saling dorong dengan petugas keamanan Polres Asahan saat aksi di PTPN Regional 1 Distrik Asahan terkait matinya 200 lembu warga diduga diracun. |
ASAHAN-BERITAGAMBAR :
Sejumlah masyarakat dua kecamatan (Setiajanji dan Buntupane) di Kabupaten Asahan melakukan aksi unjukrasa terkait kematian 200 lembu diduga diracun, namun General Manager (GM) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Regional 1 Distrik Asahan enggan menghadapi warga, mengakibatkan nyaris bentrok dengan pihak kepolisian.
Aksi demo ini di depan kantor PTPN Regional 1 Distrik Asahan, Selasa (4/6/2024), dibantu mahasiswa sebagai orator, warga berunjukrasa di depan umum, dengan pengawalan oleh personel Polres Asahan dan dibayangi oleh security perkebunan.
“Ini unjukrasa yang ketiga kali, dan unjukrasa ini tidak ada titik temu, dan GM PTPN Regional 1 Distrik Asahan tidak mau menghadapi kami dengan alasan lagi keluar,” jelas salah satu pengunjukrasa, Ragino warga Kec Setiajanji.
Menurutnya GM arogan, dan tidak menghormati masyarakat sekitar dan hal ini dinilai berlawanan dengan slogan BUMN yang mengutamakan akhlak.
“Sampai sekarang tidak ada penjelasan dari PTPN Regional 1 Distrik Asahan,” jelas Ragino.
Ragino menjelaskan, unjukrasa ini dikarenakan sejak tahun lalu sekitar 200 lembu warga yang berada di wilayah perkebunan mati diduga diracun. Dugaan itu dikuatkan karena di sekitar lembu yang mati ditemukan sabun batangan yang dicampur dengan air emas.
Tidak hanya itu, pihak perkebunan tidak memberikan pengumuman terkait pemberitahuan itu, sehingga banyak lembu warga yang menjadi korban dan mengalami kerugian yang cukup besar.
“Lembu sangat suka dengan sabun batangan, dan bila sabun batang dicampur dengan air emas dijilati lembu, lembu akan mati seketika,” jelas Ragino.
Permintaan para pengunjukrasa sangat sederhana, kata Regino, meminta penjelasan terkait masalah ini, serta pihak perkebunan memberikan izin atau bersinergi terkait wilayah untuk lembu, karena beternak lembu sebagai pendapatan masyarakat, baik itu untuk kebutuhan ekonomi keluarga dan biaya pendidikan.
“Lembu saya mati enam ekor, kami inginkan ke depan masyarakat dan perkebunan bisa bersinergi, sehingga ternak lembu warga bisa terus berkembang,” jelas Ragino.
Sedangkan Karyawan Pelaksana Bagian Umum PTPN Regional 1 Distrik Asahan Sihaloho, saat menghadapi masyarakat mengatakan bahwa GM sedang tidak berada di tempat, dan dirinya hanya pekerja dan tidak bisa mengambil keputusan, namun pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Asahan untuk dilakukan mediasi di Polres Asahan terkait masalah ini.
“Kami akan melakukan koordinasi dengan Polres Asahan akan mediasi ini bisa dilakukan,” jelas Sihaloho.
Hingga berita ini dikirimkan, aksi unjukrasa ini terus berjalan, karena pengunjuk rasa belum mendapatkan penjelasan, sebelumnya aksi ini nyaris bentrok dan saling dorong, namun Kapolsek Setiajanji Polres Asahan AKP JT Siregar mampu mendamaikan situasi.